Percuma Pakai Copywriting Kalau Jualan Tak Laku

Apakah copywriting yang bagus akan menjamin omset penjualan Anda melesat tak karuan? Jawabannya bisa jadi iya, bisa pula tidak.
Di satu sisi, copywriting memang memiliki peran untuk mempercepat konsumen melakukan transaksi pembelian atas tawaran yang Anda berikan. Namun, di sisi lain, copywriting juga tidak melulu soal penjualan. Ada tujuan lain di balik sisi transaksi copywriting.
Oleh sebab itu, kita akan bahas tentang lima faktor penyebab yang melatari copywriting tidak juga menghasilkan penjualan meski sudah ditulis semenarik mungkin. Berikut kelima faktor tersebut.
Tujuan Copywriting
Faktor tujuan penulisan copywriting menjadi faktor utama mengapa penjualan tidak tercipta meski sudah ditulis semenarik mungkin. Seperti jamak kita ketahui bahwa copywriting tidak sebatas teks iklan yang bertujuan untuk menghasilkan penjualan.
Ada tujuan lain dalam copywriting yang perlu kita cermati bersama. Semisal brand dan SEO copywriting. Kedua jenis copywriting ini memang tidak diperuntukkan untuk menghasilkan penjualan secara langsung. Seperti brand copywriting, jenis copywriting ini bertujuan untuk membangun citra positif di benak konsumen tentang identitas produk atau perusahaan. Begitu juga dengan SEO copywriting yang tujuan penulisannya pada penampilan utama teks agar berada di halaman pertama Google.
Tujuan yang berbeda tentu saja menghasilkan gaya tulisan yang berbeda. Ketika gaya tulisan berbeda maka pembaca sasaran atau target pasar yang membaca copywriting juga berbeda. Maka dari itu, copywriter wajib memahami betul siapa pembaca sasaran teks iklan yang ia tulis. Konsumen baru dan konsumen lama merupakan dua tipe pembaca sasaran yang berbeda. Copywriting yang ditulis pasti juga berbeda untuk kedua tipe konsumen tersebut.
Kategori Konsumen Copywriting
Pada umumnya terdapat tiga kategori konsumen yang tak jarang dilupakan para copywriter pemula. Ketiga kategori tersebut adalah (1) cold market; (2) warm market; dan (3) hot market. Ketiga kategori ini akan membantu copywriter menulis teks iklan yang berbeda-beda. Itu sebabnya penting bagi para perusahaan untuk dapat membedakan mana kategori cold, warm dan hot market.
Cold market dimaknai sebagai konsumen yang sama sekali belum pernah melakukan pembelian produk Anda bahkan belum mengenal brand dan produk dari perusahaan Anda. Sementara warm market adalah tipikal konsumen yang sudah mengenal produk atau brand perusahaan Anda, tapi belum pernah melakukan pembelian. Berbeda dengan hot market yang memang sudah mengenal dan pernah melakukan pembelian atas produk atau jasa yang ada di perusahaan Anda.
Penulisan copywriting untuk cold market memiliki ciri khusus bila dibanding dengan hot market. Di antara ciri tersebut yakni adanya ajakan atau seruan untuk melakukan transaksi. Hindari penulisan seperti beli sekarang, dapatkan produk terbaru, hubungi kami segera, seat terbatas, atau promo hanya 10 orang saja pada kategori cold market. Pada copywriting untuk kategori cold market memang lebih banyak membahas perihal edukasi atas produk yang ditawarkan, bukan ajakan untuk membeli seketika.
Nah, jika Anda membutuhkan penulisan edukasi atas produk Anda untuk kategori cold market, silakan diskusi dengan saya via WhatsApp-0813 7045 2813.
Media & Desain Copywriting
Seorang copywriter sejatinya tidak bekerja sendirian. Lain kasusnya bila copywriter tersebut bekerja secara lepas (freelance) maka pengerjaan copywriting memang sebatas pada penyajian teks iklan semata.
Namun, untuk keberhasilan copywriting yang berujung pada transaksi pembelian, media dan desain copywriting menjadi penting diamati oleh para pemilik brand. Pada media digital seperti media sosial dan situs web tentu penulisan copywriting juga berbeda. utamanya pada jumlah karakter tulisan yang ditampilkan. Media sosial cenderung memiliki jumlah karakter tulisan yang lebih singkat ketimbang situs web. Jika Anda membutuhkan copywriting untuk situs web memang sebaiknya memilih jenis penulisan SEO Copywriting. Sementara penulisan copywriting pada media sosial lazim memakai pola penulisan marketing copywriting.
Penulisan copywriting pada media komunikasi seperti WhatsApp dan Telegram juga berbeda. Sepintas agak mirip, tapi pada WhatsApp biasanya penulisan copywriting cenderung memakai pola penulisan direct response copywriting. Sementara Telegram atau e-mail, leboh cocok menggunakan pola brand copywriting atau percampuran antara keduanya.
Terkait desain copywriting, penggunaan desain menjadi sangat urgen bila digunakan pada dua hal. Pertama, ads copy. Kedua, media sosial. Penulisan copywriting untuk ads copy di mana menggunakan jenis direct response copywriting maka desain visual sangatlah penting. Hal ini berfungsi sebagai daya tarik tersendiri agar konsumen segera melakukan transaksi. Begitu pula pada media sosial seperti Instagram, desain visual sangatlah dominan. Oleh sebab itu, copywriting dengan desain visual yang menarik sangatlah dibutuhkan bila media yang dipakai semisal Instagram atau Facebook.
Penawaran Copywriting
Salah satu identitas yang paling khas pada copywriting dibanding jenis tulisan lainnya ada pada penawaran. Beberapa klien yang saya tangani dalam proses penulisan copywriting ini sering kali mengabaikan penawaran dalam proses penulisan copywriting. Pemilik brand atau klien cenderung mengira bahwa penawaran juga bagian dari hal yang harus dipikirkan oleh copywriter. Padahal penawaran adalah ranah klien atau pemilik brand. Copywriter sebatas meramu tulisan berdasarakan ragam penawaran yang disediakan oleh klien atau pemilik brand.
Sekiranya copywriting tidak menghasilkan transaksi penjualan, bukan semata karena teks iklannya tidak menarik. Kemungkinan besar disebabkan oleh penawaran yang tidak memukau. Coba perhatikan kedua contoh copywriting di bawah ini.
Contoh A:
Akibat konsumsi Susu Singset X, berat badanku turun hingga 3 kg dalam waktu 3 bulan tanpa diet menyiksa. Kamu mau turun berat badan juga seperti aku? Beli Susu Singset X di sini, ya.
Contoh B:
Turun berat badan hingga 3 kg dalam waktu kurang dari 3 bulan hanya dengan minum susu Singset X. Telah direkomendasikan lebih dari 3.000-orang sejak launching awal tahun 2024 lalu.
Beli Susu Singset X sekarang, GRATIS Konsultasi Gizi senilai Rp1.500.000,- bersama ahli gizi andalan kami. Khusus 100 pembeli pertama, dapat tambahan Diskon 20% Susu Singset X. Promo berlaku sejak 10-12 Januari 2024. Cek pembeliannya di sini, ya.
Menurut Anda mana penawaran yang menarik dari kedua contoh copywriting di atas. Ya, tentu saja Contoh B jauh lebih menarik dari sisi penawaran ketimbang Contoh A. Kurang lebih demikian pentingnya sebuah penawaran dalam copywriting. Penawaran yang tidak menarik tentu saja punya peran penting dalam copywriting guna mencapai penjualan yang diinginkan.
Angle Copywriting
Sudut pandang (angle) yang kreatif dalam copywriting tentu saja sangat berperan dalam meningkatkan transaksi penjualan. Oleh sebab itu, kreativitas copywriter sangatlah dibutuhkan dalam proses penulisan teks iklan. Umumnya saya menawarkan tidak kurang dari 23 angle copywriting bagi klien atau pemilik brand ketika memesan teks iklan lewat WhatsApp: 0813 7045 2813 ini.
Kenapa harus 23 angle copywriting? Angka 23 dalam angle copywriting ini sebenarnya turunan dari buku “Chasvertising” yang ditulis oleh Drew Eric Whitman. Di dalam buku tersebut, Whitman menjelaskan konsep Life Force 8 atau biasa disingkat dengan LF 8. Secara teori, manusia membutuhkan delapan hal tersebut di dalam kehidupan ini. Delapan hal tersebut adalah sebagai berikut.
- Survival, bertahan dan keberlangsungan hidup;
- Enjoyment of Food and Beverages, makanan enak dan rasa;
- Freedom for Fear, Pain and Danger, ingin bebas dari rasa takut, sakit dan bahaya;
- Sexual Companionship, kedekatan dengan lawan jenis;
- Comfortable Living Conditions, kenyamanan hidup;
- To be Superior, perasaan untuk menang;
- Care and Protection of Loved Ones, melindungi orang yang disayangi;
- Social Approval, diterima oleh lingkungan sosial.
Alasan lain kenapa harus 23 memiliki angle copywriting adalah kecocokan konsumen dengan teks iklan yang saya tulis. Pada dasarnya tidak ada yang tahu, mana teks iklan yang cocok dengan konsumen dan mana yang tidak cocok. Bisa jadi konsumen A cocok dengan angle copywriting X. Namun, tidak cocok dengan angle copywriting Y. Sebaliknya, bisa jadi konsumen B cocok dengan angle copywriting Y dan tidak tepat dengan angle copywriting A.
Nah, bagi copywriter dan pemilik brand seperti Anda, mereka-reka kecocokan ini sangatlah sulit dan menyita waktu. Oleh sebab itu, hal yang paling efektif dilakukan adalah dengan menyiapkan semua angle copywriting untuk satu jenis produk yang ditawarkan. Bahkan tak sekadar 23 angle copywriting saja, dalam beberapa keadaan saya juga sering melakukan mix dan match dari 23 angle tersebut guna mendapatkan racikan copywriting yang menarik demi penjualan yang meningkat.
Biasanya saya selalu menyiapkan 2 slot kosong setiap bulan untuk pemilik brand—seperti Anda—guna menjajal gratis racikan 23 angle copywriting tersebut. Kalau Anda tertarik, silakan WhatsApp saya di sini.
Begitulah lima faktor utama yang membuat copywriting dapat memicu transaksi sebuah penjualan. Kolaborasi antara copywriter dan pemilik brand memang tak bisa dihindari. Utamanya dalam hal pemerolehan desain visual dan penawaran yang menarik. Ketika Anda memesan copywriting dari pihak ketiga dan tidak juga menghasilkan penjualan sesuai harapan, Anda dapat memeriksa kelima faktor di atas untuk menemukan penyebabnya.