Dua Kendala Terbesar dalam Menulis

Tidak hanya penulis pemula, penulis profesional juga pernah menemui kendala ketika hendak menulis. Namun, bedanya dengan penulis pemula, penulis profesional tidak berhenti ketika menghadapi berbagai kendala. Mereka malah tertantang untuk mencari jalan keluar paling efektif. Penulis pemula—ketika menemui kendala dalam menulis—kerap kali berhenti dan pasrah tanpa usaha. Parahnya, penulis pemula sering pula mengklaim diri sebagai orang yang tak berbakat menjadi penulis lantaran terpuruk dihantam kendala.
Saya membagi kendala menulis dalam dua jenis yakni kendala mental dan teknikal. Hampir bisa dipastikan bahwa semua kendala yang dialami para penulis hanya pada dua hal tersebut. Kendala mental dimaknai sebagai kendala yang muncul karena faktor psikis. Sementara kendala teknikal lebih pada hal-hal teknis yang menghambat seseorang dalam menulis.
Kendala Mental
Kendala mental ini paling sering dialami dan menjadi hal penting untuk segera diselesaikan. Saking pentingnya, penulis yang terkendala dalam hal teknikal—sekalipun kendala itu rumit—akan dapat dengan mudah mengatasinya jika memiliki mental yang tangguh dan pantang menyerah.
Beberapa contoh kendala mental dalam menulis, di antaranya adalah sebagai berikut.
- tidak percaya diri dalam menerbitkan karya;
- minder karena kalah terus dalam lomba menulis;
- patah semangat karena tulisan tidak terbit di koran/majalah;
- malu dengan tulisan sendiri;
- merasa tidak berbakat dalam menulis;
- kehilangan mood dalam menulis;
- selalu sibuk dan merasa tidak punya waktu dalam menulis;
- menjadi ciut nyali karena orang tua tidak mendukung bakat menulis Anda;
- tidak paham tujuan yang ingin dicapai dalam menulis;
- ragu-ragu karena berpikir apakah mungkin akan berhasil menjadi penulis;
- terus bertanya-tanya; apakah bisa menghidupi diri dengan jadi penulis;
- menulis itu hanya hobi sehingga dilakukan hanya sekadar;
- dll.
Kalau diamati lebih detail, contoh kendala mental di atas tercipta karena adanya pola pikir yang keliru. Pola pikir yang tidak tepat akan menganggu tindakan Anda. Hasilnya, Anda akan terhenti, buntu dan tidak tertarik melanjutkan semua aktivitas tulis-menulis.
Alternatif paling mungkin yang dapat Anda tempuh untuk menyelesaikan semua kendala mental ini adalah dengan memiliki pola pikir yang benar. Membangun pola pikir yang benar dapat berawal dari pemilihan kata-kata yang benar. Sederhananya, Anda memiliki kendala mental dalam menulis karena Anda berpikir negatif. Pikiran negatif muncul karena ada kata-kata negatif di dalam pikiran Anda. Oleh sebab itu, dengan mengubah kata-kata yang ada di dalam diri Anda menjadi kata-kata yang positif maka secara otomatis akan mengubah pikiran Anda menjadi lebih positif.
Berikut beberapa cara mengubah kata-kata menjadi lebih positif ketika Anda mengalami kendala mental.
- “Tidak percaya diri dalam menerbitkan karya” dapat diubah menjadi “Saya hanya belum tahu cara yang efektif dalam menerbitkan karya. Kalau saya mengerti cara menerbitkan karya tulis maka saya pasti lebih percaya diri,”
- “Patah semangat karena tulisan tidak terbit di koran/majalah” dapat diubah menjadi “Tulisan saya memang tidak diterbitkan di koran atau majalah, tapi itu bukan berarti tidak mungkin. Saya hanya perlu menulis lebih baik dan mengirimkan tulisan tersebut lebih sering agar peluang diterbitkan makin lebih besar,”
- “Ragu-ragu karena berpikir apakah mungkin akan berhasil menjadi penulis,” dapat diubah menjadi, “Kalau saya terus sibuk berpikir tentang keragu-raguan ini maka peluang berhasil akan semakin kecil. Yang perlu saya lakukan adalah terus mencoba. Saya percaya bahwa usaha yang terus saya lakukan akan membuahkan hasil,”
Selain mengganti kata-kata atau kalimat yang lebih positif, cara lain yang berfungsi mematahkan semua anggapan negatif dalam pikiran Anda mengenai menulis adalah dengan bertanya. Teori ini lazim dikenal dengan istilah “Question Taq” atau beberapa orang menyebutnya dengan istilah “The Power of Question”. Berikut cara menggunakan teknik bertanya dalam mematahkan anggapan negatif dalam pikiran mengenai menulis.
- “Minder karena kalah terus dalam lomba menulis,” maka munculkan pertanyaan kepada diri sendiri dengan kalimat, “Apa manfaat yang saya dapat dari rasa minder ini? Kalau tidak ada manfaatnya, kenapa saya harus minder?”
- “Selalu sibuk dan merasa tidak punya waktu dalam menulis,” maka munculkan pertanyaan kepada diri sendiri dengan kalimat, “Apakah Anda sesibuk itu sehingga benar-benar tidak punya waktu untuk menulis meski hanya 10-15 menit saja per hari? Katanya mau jadi penulis, kok menyisihkan waktu 15 menit saja per hari buat menulis gak bisa sih?”
- “Malu dengan tulisan sendiri,” maka munculkan pertanyaan kepada diri sendiri dengan kalimat, “Kenapa harus malu dengan tulisan sendiri? Tulisan kamu ‘kan tidak plagiat, kenapa harus malu? Kamu harus malu kalau tulisan yang kamu hasilkan berisi ujaran kebencian, hoaks, menyinggung SARA atau malah bertentangan dengan nilai-nilai Agama dan Pancasila. Kalau tidak, kenapa harus malu?”
Sekali lagi, kendala mental dapat teratasi ketika Anda berhasil mengidentifikasi kata-kata yang muncul di benak pikiran Anda. Jika kata-kata itu negatif maka wajar kalau Anda menemui kendala dalam menulis. Oleh karena itu, segera ubah kata-kata yang ada dengan kata-kata atau kalimat yang lebih positif.
Kendala Teknikal
Usai berhasil mengatasi berbagai kendala mental yang Anda miliki, baiknya periksa kembali kenapa Anda tidak juga berhasil menciptakan satu karya tertentu. Nah, bisa jadi karena Anda menemui kendala yang kedua ini yaitu kendala teknikal. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa kendala teknikal terjadi karena adanya aspek-aspek teknik yang berkaitan dengan keterampilan menulis.
Agar lebih rinci, kendala teknikal ini saya pecah menjadi dua jenis yaitu kendala teknik menulis dan teknik nonmenulis. Berikut beberapa contoh kendala teknikal yang terkait dengan teknik menulis.
- EYD saya berantakan;
- tidak mengerti cara menulis judul;
- susah menemukan ide menulis;
- payah mengakhiri cerita;
- tulisan saya tidak nyambung;
- tidak tahu cara mengirimkan tulisan ke penerbit, surat kabar atau majalah;
- kehabisan kata-kata saat menulis;
- keliru dalam membuat paragraf yang efektif;
- dll.
Sementara di bawah ini beberapa kendala teknikal yang terkait teknik nonmenulis.
- tidak punya komputer atau laptop;
- mata berkunang-kunang bila duduk terlalu lama di depan komputer;
- tugas kuliah dan kantor menumpuk sehingga tak sempat menulis;
- koneksi internet di rumah saya buruk;
- suasana ribut sehingga saya sulit berkonsentrasi saat menulis karena saya tinggal di pemukiman padat penduduk;
- ketersediaan bahan bacaan sangat terbatas karena saya menetap jauh di pedalaman;
- dll.
Kedua kendala teknikal di atas memang memiliki ciri khas tertentu. Oleh karena itu, cara mengatasi kendala yang ada juga harus dengan cara yang khas. Kendala teknikal menulis dapat diatasi dengan memahami terlebih dahulu lima tahapan dalam menulis. Dengan memahami kelima tahapan dalam menulis, menurut saya, hampir 90% kendala teknikal dalam menulis dapat teratasi.
Sementara kendala teknikal nonmenulis memang terbilang variatif. Tergantung pada jenis kendala yang ada. Jika Anda menemui kendala menulis karena tidak punya laptop atau komputer maka Anda dapat pergi ke rental komputer yang ada di dekat rumah Anda. Dalam beberapa kesempatan saya juga sering meminjam laptop seorang teman atau bahkan menyewanya untuk beberapa waktu.
Dengan kata lain, untuk mengatasi kendala teknikal nonmenulis, Anda cukup berpikir kreatif. Salah satu yang dapat ditempuh agar kemampuan berpikir kreatif Anda jadi lebih top gear adalah dengan teknik mengajukan pertanyaan atau “The Power of Question” lagi. Pertanyaan kunci untuk membuka pikiran kreatif Anda adalah, “apa yang harus saya lakukan agar…?”
Berikut beberapa pertanyaan yang dapat Anda coba.
- Apa yang harus saya lakukan agar saya tetap bisa konsentrasi dalam menulis meskipun suasana sedang ribut?
- Apa yang harus saya lakukan agar saya memiliki bahan bacaan yang memadai meski saya tinggal di daerah pedalaman?
- Apa yang harus saya lakukan agar dapat menyempatkan menulis di tengah aktivitas kuliah atau kantor yang cukup padat?
- Apa yang harus saya lakukan agar saya mendapatkan koneksi internet yang buruk demi kelancaran menulis buku?
Semakin cepat Anda mengetahui kendala yang menghambat karier kepenulisan Anda maka semakin cepat pula Anda menemukan solusinya. Harapannya, Anda akan semakin produktif berkarya dan berhasil meraih tujuan Anda dalam menulis.